Artikel Sherly Laos – Kelompok 3

Artikel Sherly Laos – Kelompok 3

Sherly Laos adalah Gubernur Maluku Utara periode 2025-2030. Ia merupakan pasangan dari Benny Laos, mantan bupati Morotai dan korban dari kecelakaan speedboat pada 12 Oktober 2024 lalu. Pasca kejadian, Sherly memutuskan untuk melanjutkan karir suaminya di bidang politik, diusung oleh partai pendukung suaminya menjadi calon gubernur Maluku Utara. Dengan perolehan suara mencapai 50%, Sherly resmi menjadi gubernur Maluku Utara dan menjalankan berbagai program yang berfokus pada pemberdayaan rakyat serta ekonomi daerah. 

Sherly Laos menjadi sosok pemimpin yang ideal dan menjadi teladan karena memajukan martabat serta merangkul berbagai dinamika masyarakat, mulai dari program beasiswa, layanan kesehatan gratis, dan pembangunan infrastruktur dan perhimpunan untuk kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat. Semua programnya didedikasikan bagi kemajuan daerah Maluku Utara seperti dalam visinya. Dari hal ini, peran seorang pemimpin menjadi faktor penting bagi kesejahteraan rakyatnya, maka penting bagi seorang pemimpin untuk mampu memperhatikan kebutuhan rakyatnya layaknya Sherly Laos. 

Rakyat Indonesia sedang menyuarakan kecaman dan protes terhadap pemerintahan. Alasannya, anggota dewan yang menjadi wakil rakyat justru mengambil keuntungan dan bukan memenuhi kebutuhan rakyat. DPR menghamburkan dan menghindari tanggung jawab sebagai warga negara. Hal tersebut membuat rakyat geram karena pemimpinnya menutup mata dan telinga pada pendapat masyarakat yang seharusnya menjadi prioritas. Akibatnya, rakyat dirugikan dengan pajak yang bertambah dan kondisi perekonomian yang banyak dikorupsi. Dalam konteks ini, tentunya diperlukan pemimpin yang berkomitmen pada kesejahteraan rakyat dan bukan keuntungan individu. 

Pemimpin sepatutnya berempati dan bergerak untuk rakyat. Dalam berbagai dinamika kehidupan masyarakat pemimpin harus berjuang untuk mendukung semua kalangan, termasuk yang terpinggirkan. Kita dapat mengambil teladan dari Sherly Laos, yang memperjuangkan UMKM perempuan di Maluku Utara dengan Patriarki yang kuat. Ia memperhatikan pentingnya pendidikan serta kesehatan sebagai dasar kemajuan sumber daya manusia dengan membebaskan biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan di daerah Maluku Utara. Semua programnya membawa manfaat yang Ia tujukan bagi rakyatnya, juga sebagai umat Katolik yang mengimplementasikan Injil Matius 20:28 “aku datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani” tanpa merampas hak warganya, hal yang masih lalai dilaksanakan oleh pemimpin rakyat saat ini.

Prinsip Sherly Laos dalam menjalankan pemerintahannya diorientasikan pada rakyatnya. Ia melibatkan kementerian untuk memajukan perekonomian daerah serta bergabung dalam himpunan tani setempat. Semua dikolaborasikan dengan rakyat, memastikan untuk menampung semua kebutuhan, transparansi serta integritas pemerintahan yang berfokus untuk pemberdayaan rakyat. Dibandingkan pemerintah Indonesia saat ini, integritas para pemimpin belum bisa dikatakan “bersih” mempertimbangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang tidak dipublikasikan dan tidak adanya respon terhadap aksi demonstrasi besar yang terjadi pada 29 Agustus silam.

Untuk dapat tanggap pada kebutuhan rakyat, seorang pemimpin memerlukan modal pengetahuan yang luas agar dapat mengembangkan program bagi permasalahan. Pemerintah yang paham dengan potensi daerah mampu mengelola anggaran yang dimiliki dengan kelancaran programnya. Saat ini kesenjangan ekonomi masih belum teratasi di Indonesia terutama di daerah Jawa dan luar Jawa. Pemerintahlah yang memegang andil dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh bagian negara agar mampu mendukung semua kalangan. Hal ini dapat diteladani dari Sherly, lulusan Business Management, yang menjalankan berbagai program yang membutuhkan pembiayaan. Dengan tetap memprioritaskan rakyat, program yang dijalankan oleh Sherly menunjukkan pengelolaan yang efisien. Ia merevitalisasi pelabuhan Sofifi yang membuka potensi perekonomian yang inklusif dan berpeluang dalam menambah pendapatan. Teladan ini membuktikan pendidikan menjadi aspek penting bagi seorang pemimpin untuk dapat memajukan warganya dan merangkul setiap kalangan masyarakat.

Nilai-nilai yang telah diterapkan oleh Sherly Laos sebagai pedoman kehidupan sehari-harinya sudah seharusnya diterapkan juga  kepada sistem pemerintahan yang sekarang ini sedang Ia jalani. Sebagai figur inspiratif dari Maluku Utara, sudah selayaknya bagi Sherly untuk menerapkan juga nilai-nilai tersebut ke dalam masa kepemimpinannya. Dengan latar belakangnya yang merupakan lulusan business management serta kepercayaan Katoliknya, Sherly dapat menggabungkan aspek-aspek positif dari kedua hal tersebut untuk melayani masyarakat Maluku Utara. Selain di implementasikan ke dalam sistem pemerintahan, nilai-nilai ini juga dapat kita contoh agar dijadikan pedoman pribadi dalam menjalankan keseharian kita.

Nilai pertama yang dianut oleh Sherly Laos adalah untuk selalu bekerja keras dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang kita ambil serta menerima konsekuensi atau resikonya. Sherly selama masa kepemimpinannya selalu mengambil kesempatan untuk berperan dalam sistem pemerintahan di Maluku Utara. Penerapan nilai ini dapat kita lihat dari program UHC (Universal Health Coverage) nya, dimana Sherly berkomitmen dan bertanggung jawab atas perwujudan hak dasar kesehatan bagi masyarakat Maluku yang sesuai dengan UUD no. 36 tahun 2009 yang menjamin hak setiap warga negara atas pelayanan kesehatan yang layak. 

Kedua, Sherly juga menerapkan nilai ketekunan dalam kehidupannya yang mengajarkan kita untuk pantang menyerah dalam menjalani suatu tantangan  yang mungkin tidak pernah kita hadapi sebelumnya. Ketekunan dan kegigihan ini dapat kita lihat secara langsung ketika masih masa eleksi gubernur Maluku Utara. Setelah kepergian suaminya, Sherly mengambil keputusan untuk mencalonkan diri sebagai gubernur dengan cara menetapkan strategi yang matang dan modern untuk menyatukan era digital dan era tradisional. Ia juga berani dalam menjalani tantangan seperti kampanye negatif, serta langsung klarifikasi jika ada yang kurang jelas.

Ketiga yang terakhir namun sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah untuk memiliki rasa empati dimanapun kita berada kepada siapapun itu. Empati harus diterapkan di dalam sebuah hubungan sosial serta dalam kepemimpinan karena mengajarkan kita untuk memahami perasaan orang lain dalam sudut pandang yang berbeda. Sherly menempatkan nilai empati sebagai landasan agar kebijakan dan program yang dibuat benar-benar selaras dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Berkat usaha dari Sherly Laos dalam menanamkan nilai-nilai ini ke dalam sistem pemerintahan Maluku, dampak yang dapat dirasakan dari kebijakan atau program yang dibuat olehnya sangat berpengaruh juga terhadap penguatan kualitas kehidupan masyarakat di sana. Contoh program yang didasarkan oleh empati adalah program Koperasi Merah Putih dan Program Makan Bergizi Gratis, dimana program-program tersebut dirancang untuk mengurangi angka stunting yang baru-baru ini sering dialami oleh anak-anak muda yang kekurangan nutrisi dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dilihat dari perspektif agama katolik, sudah seharusnya kita menerapkan konsep berbelas kasih kepada orang lain serta berusaha memahami perasaan orang lain, apalagi di dalam suatu sistem pemerintahan.

Situasi pemerintahan saat ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang diterapkan oleh Sherly Laos, terutama para anggota legislatif DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang enggan mendengarkan demonstrasi rakyat yang meminta mereka untuk memperbaiki kinerja mereka dengan cara tidak korupsi serta lebih membuat keputusan-keputusan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, bukan sebaliknya. Kelalaian DPR dalam menjalani tugas legislatifnya dapat dilihat dari beberapa pendistribusian bantuan sosial yang sering tidak tepat sasaran dan kurang efisien. Peristiwa ini juga menunjukkan kurangnya empati DPR kepada rakyat yang masih hidup dalam kemiskinan dan tidak bisa mendapatkan hak dasar seperti pendidikan yang layak, layanan kesehatan gratis, serta harus sangat bekerja keras dalam menghidupi keluarga mereka. Dengan demikian, sebaiknya DPR segera mewujudkan bentuk dedikasi mereka dalam melayani masyarakat Indonesia menuju kesejahteraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top