Frans Seda
Franciscus Xaverius Seda, atau lebih dikenal dengan Frans Seda. Ia merupakan sosok ekonom, politisi, dan pendidik yang memiliki rekam jejak luar biasa dalam perjalanan sejarah Indonesia modern. Esai ini akan menguraikan kisah Frans Seda dengan pendekatan ekspositori, yakni menjelaskan siapa beliau, apa kontribusinya, dan bagaimana warisannya masih relevan hingga kini.
Frans Seda lahir pada 4 Oktober 1926 di Maumere, sebuah kota kecil di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Kehidupan di daerah terpencil saat itu tentu penuh keterbatasan, namun hal ini justru membentuk karakter Frans muda yang tangguh, disiplin, dan haus akan ilmu pengetahuan. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya, ia melanjutkan studi ke Belanda untuk mendalami bidang ekonomi. Keputusan itu membuktikan keseriusannya dalam menekuni ilmu yang kelak menjadi bekal utama dalam kiprah politik dan sosialnya.
Sekembalinya ke Indonesia, Frans Seda tidak hanya menjadi seorang akademisi, tetapi juga mulai aktif dalam dunia sosial dan politik. Latar belakang pendidikan Barat yang ia peroleh memberinya perspektif modern, sementara akar budayanya di Flores menanamkan nilai-nilai keindonesiaan yang kuat. Perpaduan keduanya menjadikan Frans Seda sosok yang unik: seorang teknokrat dengan jiwa nasionalis yang tinggi.
Namun, kiprah terbesar Frans Seda justru terlihat pada awal masa pemerintahan Orde Baru. Ia diangkat sebagai Menteri Keuangan dan kemudian Menteri Perhubungan. Sebagai Menteri Keuangan, Frans Seda menghadapi tantangan besar: ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi krisis akibat inflasi yang sangat tinggi. Melalui kebijakan fiskal yang ketat dan kerja sama dengan ekonom-ekonom muda yang dikenal sebagai “Mafia Berkeley”, ia berhasil membantu menstabilkan perekonomian negara. Peran ini menjadikan Frans Seda salah satu tokoh penting dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia pasca peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Selain di bidang politik dan ekonomi, Frans Seda juga memiliki perhatian besar terhadap dunia pendidikan. Ia merupakan salah satu pendiri Universitas Katolik Atma Jaya di Jakarta, yang hingga kini menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia. Keterlibatan ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya berpikir tentang pembangunan ekonomi jangka pendek, tetapi juga menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia yang unggul.
Selain pendidikan, Frans Seda juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ia dipercaya memimpin organisasi Katolik seperti Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) serta terlibat dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Lewat kiprah sosialnya, Frans Seda memperlihatkan konsistensi dalam mengabdi kepada masyarakat tanpa membedakan latar belakang suku maupun agama. Ia memegang prinsip bahwa pembangunan bangsa tidak akan tercapai tanpa rasa kebersamaan dan gotong royong.
Apa yang membuat Frans Seda begitu dihormati bukan hanya karena jabatannya, melainkan juga karena nilai-nilai yang ia pegang teguh. Ia dikenal sebagai pribadi yang sederhana, rendah hati, dan bersih dari praktik korupsi yang kerap mencoreng dunia politik. Dalam berbagai kesempatan, Frans Seda selalu menekankan pentingnya integritas, kejujuran, dan profesionalisme.
Warisan terbesarnya mungkin bukan berupa gedung atau monumen, melainkan gagasan dan teladan hidup. Dari dirinya, kita belajar bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Ia membuktikan bahwa politik dan ekonomi bisa dijalankan dengan etika dan moralitas, sesuatu yang masih sangat relevan untuk tantangan bangsa Indonesia hari ini.
Generasi muda Indonesia saat ini seringkali lebih mengenal tokoh-tokoh populer yang dekat dengan budaya massa, namun melupakan tokoh bangsa yang sebenarnya memiliki jasa luar biasa. Frans Seda adalah salah satu tokoh yang patut dijadikan inspirasi. Dari kisah hidupnya, kita dapat belajar arti penting pendidikan, kerja keras, dan kejujuran dalam membangun masa depan.
Bagi mahasiswa dan pelajar, Frans Seda adalah contoh bahwa pendidikan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk melayani masyarakat. Bagi politisi, ia memberi teladan bahwa kekuasaan sejati adalah kekuasaan yang digunakan untuk mengangkat harkat hidup rakyat. Dan bagi masyarakat umum, Frans Seda mengingatkan kita bahwa pembangunan tidak bisa dilakukan hanya dengan kebijakan ekonomi, tetapi juga dengan memperhatikan moral, sosial, dan pendidikan.
Frans Seda adalah sosok yang layak dikenang sebagai salah satu tokoh bangsa yang berkontribusi besar dalam bidang ekonomi, politik, dan pendidikan. Dari latar belakangnya yang sederhana di Flores, ia berhasil menempati posisi penting dalam pemerintahan dan tetap memegang teguh prinsip moral serta integritas. Melalui kebijakannya, ia ikut menstabilkan ekonomi Indonesia. Melalui kepeduliannya terhadap pendidikan, ia turut mencetak generasi muda yang berkualitas.
Warisan Frans Seda adalah pengabdian tanpa henti untuk bangsa. Ia mengajarkan kita bahwa membangun Indonesia bukan hanya soal infrastruktur atau angka pertumbuhan, tetapi juga soal membangun manusia yang berkarakter dan berintegritas. Dengan mengenang Frans Seda, kita tidak hanya menghormati masa lalu, tetapi juga menemukan inspirasi untuk menatap masa depan Indonesia yang lebih baik.